Jumat, 15 Maret 2013

History of Batik Indonesia

History of Batik Indonesia

   Batik originated from the Javanese language that consists of 2 syllables "amba" and "point" which means writing (amba) and "point".

   
Batik word itself refers to the fabric with the pattern generated by the material "night" which is applied to the fabric to resist the entry of dye.

   
If we look at history itself Batik, Batik has come with distinctive patterns and colors that can describe the time and gave birth environment.

   
From the time of the Hindu Mataram kingdom until the entry of religion for religion to Java, since the arrival of Indian traders, Chinese, Arabic, which was followed by traders from Europe, since the establishment of the Islamic Mataram kingdom in perjalanananannya bring Kraton Yogyakarta and Surakarta.

   
Batik according to some sources from the days of our fathers, known since the seventeenth century, written and painted on palm leaves. At that time batik motif or pattern is still dominated by the shape of animals and plants. But now in the history of the development of batik has developed very innovative and creative, from painting motifs of animals and plants gradually turn to the abstract Motik that resembles a cloud, temple reliefs, wayang beber and so forth. The white fabric is used when it is the result of homespun.
Medium coloring materials used consist of plants native to Indonesia who processed / blended himself amongst other noni tree, tall, Soga, indigo, and materials made from soda ash soda, as well as salts made from mud. Batik craft, in Indonesia has been known since the time of Majapahit kingdom and continued to grow until the next kingdom. The start spreading this batik art belongs to the people of Indonesia and Java in particular tribe is after the end of the eighteenth century or early nineteenth century.
Produced batik batik is all until the early twentieth century. And printed batik is known only after the end of world war unity or around 1920. Art of batik is an art image on the fabric for clothing that becomes one of the family culture of Indonesian kings of old.

   
Initially batik is done only limited in the palace alone and proceeds to dress the king and family and his followers. Because many followers of the king who lived outside the palace, the art of batik was brought by them out palace and worked in their respective places.

Sejarah Batik Indonesia


Sejarah Batik Indonesia
   Batik berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari 2 suku kata “amba” dan “titik” yang berarti menulis (amba) dan “titik”.
   kata Batik itu sendiri merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” yang diaplikasikan ke atas kain untuk menahan masuknya bahan pewarna.
   Kalau kita melihat Sejarah Batik itu sendiri , Batik telah hadir dengan corak dan warna khas yang dapat menggambarkan zaman dan lingkungan yang melahirkannya.
   Dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai masuknya agama demi agama ke Pulau Jawa, sejak datangnya para pedagang India, Cina, Arab, yang kemudian disusul oleh para pedagang dari Eropa, sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam yang dalam perjalanananannya memunculkan Keraton Yogyakarta dan Surakarta.
   Sejarah Batik menurut beberapa sumber berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Tapi sekarang dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan yang sangat inovatif dan kreatif, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motik abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Adapun bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang diolah / diracik sendiri antara lain dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Kerajinan Batik ini, di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke XVIII atau awal abad ke XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke XX. Dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
   Awalnya Batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian para raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian Batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.